Si Kecil Susi

Seorang lelaki memperhatikan dengan seksama seorang perempuan yang sedang berbelanja di supermarket bersama putrinya yang masih kecil. Si anak dengan asyiknya duduk di keranjang belanjaan ibunya.

Ketika melewati bagian kue, si kecil yang berusia tiga tahun itu merengek-rengek minta dibelikan. Si ibu menolak. Si kecil mulai ngambek dan rewel. Dengan suara tertahan, si ibu berkata, ”Tenang Susi, tinggal tiga lorong lagi, jangan marah, ya. Tidak lama lagi, kok.”

Kemudian mereka melewati lorong yang berisikan permen. Si kecil merengek lagi dan berteriak minta dibelikan permen. Si ibu menolaknya dan si kecil mulai menangis. Si ibu berkata, ”Sabar, sabar, Susi, tinggal dua lorong lagi dan kita akan keluar dari tempat ini.”

Akhirnya lorong terakhir terlewati dan sekarang mereka harus antri di kasir. Si kecil rupanya sadar ibunya tidak membelikan permen karet. Ia pun menangis dan mengacak-acak belanjaan ibunya. Si ibu dengan sabar berkata, ”Sabar Susi, kita akan melewati kasir ini dalam 5 menit. Selanjutnya kamu akan pulang dan bisa tidur siang dengan enak.”

Si lelaki yang melihat kejadian itu terkesima dengan kesabaran si ibu. Ia pun membuntutinya hingga ke tempat parkir untuk memberikan pujian. ”Luar biasa, anda begitu sabar menghadapi si kecil Susi,” katanya.

Si ibu menjawab, ”Saya Susi, putri saya namanya Lili.”